Hai, udah hampir setahun dari masa-masa sibuk KKN. Bagaimana
kabar kalian? Setahun yang lalu masih bareng, masih berstatus anak kuliah,
masih sibuk deadline skripsi, juga masih sibuk ngecek nilai. Sekarang, udah ada
yang lulus, udah ada yang sibuk daftar S2, ada yang baru didadar, ada yang
masih sibuk ngerjain skripsi, ada juga yang masih sibuk kuliah –S1 tentunya- .
Aku udah pernah bilang, no
matter if your friend will forget all about you, I’ll keep them in my memories ~
kenangan ya kenangan, mumpung masih inget ga ada salahnya buat dijaga.
Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Itulah nama
daerah lokasi kami mengabdi kepada masyarakat sekaligus menempuh 3 sks di
luar gedung kuliah. Ya. KKN atau biasa
disebut Kuliah Kerja Nyata. Kami termasuk mahasiswa yang beruntung karena bisa
memilih lokasi KKN jauh dari kampus, nun di Yogyakarta. 25 mahasiswa dalam satu
tim yang berkode KKN-PPM UGM 2014, KPR 04.
Piasan dan Pian Pasir. Begitulah pembagian pondokan untuk 4
sub unit. Tidak terlalu munafik, jika aku mengatakan lambat laun pembagian
pondokan sedikit menimbulkan kesenjangan dan kesalahpahaman. Banyak faktor yang
menyebabkan itu semua terjadi. Lokasi yang cukup jauh dengan medan naik turun
bukit dan kendaraan yang minim, juga pendekatan kepada warga, (yang aku rasa),
menjadi faktor kesalahpahaman itu muncul. Di luar itu semua, kami masih teramat
solid dengan satu korsa, almamater Universitas Gadjah Mada.
Hebat. Satu kata yang pantas aku ucapkan bagi the founder team yang menyisakan dua
orang yang amat bijak membawa tim ini hingga ke tahap laporan
pertanggungjawaban kepada LPPM. Aku dan sembilan teman lain, termasuk
orang-orang yang ikut seleksi tahap pertama dan bertahan seiring dengan hukum
alam. Menjelang pembagian mahasiswa oleh LPPM, tim ini membuka rekrutmen
anggota baru dengan jumlah yang diterima sepuluh orang. Dan ternyata, ada
penambahan dari pihak LPPM sejumlah dua orang. Hahaha. Kalau dibuat formasi
jadi 2-11-10-2.
Tidak lagi membicarakan 25 orang dalam tim, cukup 11+1 yang
aku kenal cukup baik, yang akan aku ceritakan. Kenapa 11+1 ? ya, sebelas orang
dari pondokan Piasan, dan satu orang dari pondokan sebelah, yang cukup aku
kenal juga. Hehe
Kepulauan Riau. Kepulauan Anambas. Pulau Mubur. Desa Piasan
dan Desa Mubur Kecil. Kau tidak akan pernah menyangka bahwa Indonesia merupakan
negara yang sangat banyak serpihan surga di dalamnya. Salah satunya disini,
Anambas.
Menurut cerita dari Pak Wandi (Bapak angkat kami setelah pak
Kades), dulunya Anambas ini bernama Pulau Tujuh karena terdiri dari tujuh
gugusan pulau. Namun beberapa tahun lalu, -kalo aku ga salah tahun 2009-,
Anambas memekarkan diri menjadi kabupaten tersendiri. Sebelumnya, Anambas masuk
ke kabupaten Kepulauan Natuna.
Perjalanan yang kami tempuh dari Jogja cukup panjang.
Berangkat hari Sabtu, sampai di lokasi hari Senin sore. Jogja (Sabtu) menuju
Jakarta ditempuh dengan jalur darat yaitu carter bis selama kurang lebih 16 jam.
Jakarta (Minggu) menuju Batam menggunakan pesawat, selama 2 jam. Batam (Minggu)
ke Tanjung Pinang dengan feri, kurang lebih 1 jam. Kami sempat menginap di
salah satu rekan dari dosen pembimbing lapangan kami di Tanjung Pinang. Keesokan
harinya kami melanjutkan perjalanan dengan feri dari Tanjung Pinang menuju
Tarempa. Feri yang kami tumpangi hanya berjalan menuju Tarempa tiga kali
seminggu. Itupun jika cuaca memungkinkan. Sering kali ketika musim Utara (ombak
besar di Laut Cina Selatan), feri tidak beroperasi yang menyebabkan kepulauan
Anambas sedikir terisolasi. Perjalanan dari Tanjung Pinang ke Tarempa kurang
lebih 10 jam. And you know what? Ternyata
kami satu feri dengan teman-teman tim KKN sebelah, yaitu KPR 05. Mereka mengabdi
di Anambas juga, hanya beda kecamatan yaitu Letung.
KKN kami teramat menyenangkan. Bumbu-bumbu homesick, adaptasi, bosan, betah, rindu,
cinta, senang, sedih, semua terasa di KKN. Perbedaan cuaca yang cukup ekstrem
dari Jogja yang lumayan sejuk ke Piasan yang sedang musim kemarau. Sinyal 3G
yang didapat setelah ke dermaga. Jalan kaki yang harus ditempuh untuk
melaksanakan proker ke Mubur Kecil. Cek cok sesama anggota pondokan. Sampai cinta
lokasi yang tidak bisa dihindari. Hahaha KKN sangat membahagiakan bagi
mereka-mereka yang jomblo, suka tantangan, tangguh, kuat, dan berhati mulia. Tapi
semua itu terbayarkan dengan keindahan alam Anambas yang luar biasa. Ya, jangan
lupa bahwa Anambas merupakan serpihan surga yang ada di Indonesia.