selalu di setiap ke-lengang-an disela-sela kesibukan yang teramat padat, aku merasakan hal ini.
nostalgia bodoh, yang menurut ku tidak begitu berguna. introspeksi, rindu, membuka memori, dan hal hal melankolis yang sangat lucu.
kadang emang orang orang perlu 'prime time' di sela sela kesibukannya, biar hatinya ga keras kaya batu.
iya, kaya aku gitu.
semakin hari dunia-ku semakin kejam. tapi ak tak pernah menganggapnya kejam. mungkin aku bisa memberi semangat kepada kawan kawan lain, hingga mereka melupakan apa yang menjadi beban mereka. tetapi, aku tak bisa menentukan arah kepada siapa aku mengadu ketika aku lelah dengan semua ini ..
ketika aku merasakan kekejaman dan itu tak bisa terkontrol oleh ku, saat itu juga aku merasa bodoh atas diriku sendiri. iya aku sadar aku manusia biasa, tapi harusnya aku bisa membedakan mana urusan perasaan yang harusnya ditanggung sendiri, dan mana hal yang harus ku 'bangun' dalam kuantitas pertemanan yang tidak sedikit (anggap saja organisasi, misalnya)
kekejaman berakhir dengan tersalurkannya cerita ku. iya, ketika aku merasa semua kejam dan aku hanya sendiri,aku hanya perlu pendengar yang baik. pendengar yang baik. iya, pendengar yang baik. tidak sembarang orang yang bisa mendengarkanku dengan baik.
ah sudahlah, aku tak mau larut dalam melankolis ini.
iya! aku harus kuat. aku memang kuat
nostalgia bodoh, yang menurut ku tidak begitu berguna. introspeksi, rindu, membuka memori, dan hal hal melankolis yang sangat lucu.
kadang emang orang orang perlu 'prime time' di sela sela kesibukannya, biar hatinya ga keras kaya batu.
iya, kaya aku gitu.
semakin hari dunia-ku semakin kejam. tapi ak tak pernah menganggapnya kejam. mungkin aku bisa memberi semangat kepada kawan kawan lain, hingga mereka melupakan apa yang menjadi beban mereka. tetapi, aku tak bisa menentukan arah kepada siapa aku mengadu ketika aku lelah dengan semua ini ..
ketika aku merasakan kekejaman dan itu tak bisa terkontrol oleh ku, saat itu juga aku merasa bodoh atas diriku sendiri. iya aku sadar aku manusia biasa, tapi harusnya aku bisa membedakan mana urusan perasaan yang harusnya ditanggung sendiri, dan mana hal yang harus ku 'bangun' dalam kuantitas pertemanan yang tidak sedikit (anggap saja organisasi, misalnya)
kekejaman berakhir dengan tersalurkannya cerita ku. iya, ketika aku merasa semua kejam dan aku hanya sendiri,aku hanya perlu pendengar yang baik. pendengar yang baik. iya, pendengar yang baik. tidak sembarang orang yang bisa mendengarkanku dengan baik.
ah sudahlah, aku tak mau larut dalam melankolis ini.
iya! aku harus kuat. aku memang kuat